Kamis, 19 November 2009

Menjaga Organ Intim Wanita Tetap Sehat


Penampilan yang bersih adalah salah satu dari banyak hal yang melekat pada seorang wanita. Menjaga bentuk tubuh agar sedap dipandang dan kecantikan wajah yang mulus dan segar sudah pasti tak luput dari perhatian, namun bagaimana dengan kesehatan kebersihan organ kewanitaan? Apakah anda juga menjaganya secermat merawat wajah? Harus kita akui tidak semua wanita melakukannya. Contoh tak sedikit wanita yang enggan mengeringkan organ intimnya seusai buang air kecil. Akibatnya organ intim wanita "terperangkap" dalam pakaian yang lembab.

Organ intim wanita (baca:vagina) sangat sensitif dengan kondisi lingkungan. Letaknya yang tersembunyi dan tertutup mengharuskan ia selalu dalam keadaan kering. Hawa yang lembab akan mengundang berkembang biaknya jamur dan bakteri. Inilah salah satu penyebab keputihan atau penyakitr lain pada organ kewanitaan.

Untuk menghindari keputihan atau penyakit kelamin lainnya, Anda bisa menjaga kesehatan organ intim dengan rajin membersihkannya. Cara terbaik adalah dengan membasuhnya dengan air bersih. Satu hal yang harus diperhatikan dalam membasuh daerah kewanitaan, terutama setelah buang air besar (BAB), yaitu dengan membasuhnya dari arah depan kebelakang (dari organ intim wanita ke arah anus), bukan sebaliknya. Mengapa demikian? Apabila kita membasuh dengan arah sebaliknya, maka kuman dari daerah anus akan terbawa kedepan dan masuk kedal;am organ intim wanita.

Tidak sulit untuk menjaga organ intim kewanitaan. Sebaiknya anda mulai sejak bangun tidur dan mandi pagi dengan mengikuti langkah berikut:

1.Gunakan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan pH di sekitar organ intim wanita. Pilihlah produk pembersih dari bahan herbal. Produk seperti ini mampu menjaga keseimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan flora normal dan menekan pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat, serta tidak mengandung bahan obat kimia. Salah satunya adalah K-PUYIKANG, sebuah produk pembersih kewanitaan yang terkenal dari Jepang. Berkhasiat untuk mengatasi berbagai masalah kewanitaan seperti keputihan, iritasi, ketidak nyamanan akibat bau tak sedap, rasa panas dan gangguan lain pada organ kewanitaan. Juga efektif mengurangi rasa nyeri dan infeksi jamur pada organ intim wanita, meremajakan kondisi organ intim wanita serta mengatur siklus bulanan. Produk K-PUYIKANG tidak boleh digunakan pada saat menstruasi atau selama masa kehamilan. Selain K-PUYIKANG anda juga bisa mengkonsumsi PROPOLIS PLATINUM yang berfungsi untuk membantu membersihkan dari dalam. Kandungan tinggi bioflavanoid pada propolis platinum bisa digunakan sebagai antibakteri, antijamur, antivirus, antioksidan berkwalitas tinggi.

2.Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan meski bertujuan supaya organ intim wanita harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah menempel pada lipatan kulit yang akhirnya bisa mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat tersebut.

3.Selalu keringkan organ intim sebelum berpakaian.

4.Gunakan celana dalam kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan segera mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya anda membawa cadangan dalam tas kecil untuk berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.

5.Gunakan pakaian dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat kondisi sekitar organ intim panas dan lembab.

6.Hindari pakaian yang terlalu ketat. Celana jeans tidak di anjurkan karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah celana atau rok yang berbahan katun atau non-jeans agar sirkulasi udara di sekitar organ intim berjalan baik.

7.Sering mengganti pembalut di saat haid. Gumpalan darah yang terdapat di permukaan pembalut merupakan tempat yang sangat strategis bagi perkembangan bakteri dan jamur.

8.Gunakan pantyliner seperlunya. Jika anda merasa perlu menggunakan pantyliner, rajinlah mengganti dengan yang baru. Pantyliner yang lembab karena keringat atau air bisa menjadi sarang nyaman untuk berkembangnya bakteri dan jamur.


sumber:Global Network Magazine

0 komentar:

Posting Komentar